Explore Sungai Baros, Kretek in Yogyakarta using canoes.
Menyusuri sungai naik kano menjadi salah satu aktivitas wisata yang bisa dilakukan saat berkunjung ke Yogyakarta. Salah satunya adalah Wisata Kano Mangrove Baros. Ketua Pengelola Wisata Kano Mangrove Baros, Ari Saputro mengatakan, wisatawan akan diajak menyusuri Sungai Baros selama 30 menit hingga satu jam, menggunakan kano. Konsep Wisata Kano Mangrove Baros adalah wisata susur sungai dan edukasi alam.
Menariknya, sepanjang perjalanan wisatawan bisa menjumpai hutan mangrove, pohon cemara, tanaman herbal, pohon pandan, bangunan irigasi peninggalan Belanda, dan panorama matahari terbenam (sunset). Wisatawan juga bisa melihat hewan liar, karena kawasan ini adalah area konservasi, jadi hewan dan tumbuhan benar-benar dijaga. Bagi wisatawan yang tidak bisa berenang, Ari mengimbau tidak perlu khawatir karena akan disediakan perlengkapan keamanan, seperti helm, pelampung, dan sepatu.
Harga tiket Wisata Kano Mangrove Baros dibagi menjadi dua kategori, yakni paket Rp 25.000 dan Rp 50.000 per orang. Untuk paket senilai Rp 25.000, wisatawan akan diajak menyusuri Sungai Baros selama 30 menit. Selain itu, wisatawan mendapatkan fasilitas kano, dayung, pelampung, helm, sepatu, dan pemandu. Bedanya, wisatawan bisa menyaksikan lebih banyak panorama, meliputi pohon cemara, banguanan irigasi peninggalan Belanda, kawasan hutan mangrove, tumbuhan herbal, pohon pandan, dan panorama sunset. Ari mengimbau wisatawan yang ingin menjajal Wisata Kano Mangrove Baros, wajib melakukan reservasi lewat nomor kontak yang tertera di akun Instagram, @kano.mangrove.
Obyek wisata ini buka setiap hari. Jam buka Wisata Kano Mangrove Baros dari mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB. Menurut Ari Saputro, jam terakhir start adalah pukul 15.00 WIB, karena jika start terlalu sore maka selesainya bisa malam. Pihak pengelola tidak kaku dalam mematok waktu 30 menit atau satu jam lantaran menyesuaikan fisik wisatawan. Fisik setiap orang beda-beda, kalau matok durasi satu jam harus kembali lagi, biasanya wisatawan enggak mampu fisiknya, jadi risikonya malah tinggi.